Rabu, 22 Mei 2013


PENGAMATAN PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM
Perkembangan embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama perkembangan embrio memperoleh makanan dan pelindungan dari telur berupa kuning telur berupa kuning telur, itulah sebabnya telur unggas relatif besar. Dalam perkembangannya embrio dibantu kuning telur, albumin, amnion, dan alantois.

Albumin
·       Sebagai sumber energi
·       Sebagai sumber air
Kuning telur (yolk)
·       Sebagai sumberenergi
Amnion
·       Menjaga embrio dari guncangan
·       Membuat embrio bergerak bebas
·       Sebagai bantal
Alantois
·       Sebagai pembawa o2 ke embrio
·       Menyerap zat asam dari embrio
·       Mengambil sisa sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois

    PADA UMUR 1 HARI
     Bentuk embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya terang. Bagian tengah merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan Zygot blastoderm
 PADA UMUR 2 HARI
    Bentuk embrio pada hari kedua sudah terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat Primitive streake, suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada embrio terdapat garis garis berwarna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.


PADA UMUR 3 HARI
     Pada hari ketiga ini jantung sudah mulain terbentuk dan berdenyut, serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat mikroskop dapat dilihat gelembung benih, kantong amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung gelembung benih tersebut nantinya akan menjadi otak.
Pada umur 4 hari
     Dihari ini mata sudah mulai kelihatan. Mat tersebut sudah tampak seperti bintik gelap yang terletak disebelah jantung. Selain itu jantung juga sudah membesar,dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat otaknya yang terdiri dari 3 bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.


Pada umur 5 hari
    Pada hari kelima ini embrio sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk, ekor dan kepala embrio sudah mulai berdekatan sehingga tampak seperti huruf C. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan reproduksi dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan.
Pada umur 6 hari
     Pada hari keenam mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat pula bahwa rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah mulai membesar.
Pada umur 7 hari
   Pada umur 7 hari paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.
 
   Pada umur 8 dan 9 hari
      Pada hari kedelapan mata embrio sudah jelas terlihat. Lalu di hari kesembilan lipatan dan pembuluh darahnya sudah bertambah serta jari kakinya mulai terbentuk.
Pada umur 10 hari
     Umur sepuluh hari ini biasanya paruhnya sudah mulai keras. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat folikel bulu embrio yang mulai terbentuk.

  Pada umur 11 hari
     Embrio pada hari kesebelas sudah tampak seperti ayam. embrio ini menjadi semakin besar sehingga yolk akan menyusut dan paruhnya sudah mulai terlihat jelas.

Pada umur 12 hari
     Embrio umur dua belas hari sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk sehingga yolk semakin kecil. Mata sebelah kanan mulai membuka sedikit, sedangkan telinganya sudah terbentuk dan sudah tampak permulaan pertumbuhan bulu bagian bawah.

  Pada Umur 13 hari
     Pada hari ketiga belas, sisik dan cakar sudah mulai tampak jelas.

Pada umur 14 hari
     Perkembahan embrio pada hari keempat belas ini, punggung telah tampak meringkuk atau melengkung. Sementara bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya.



    Pada umur 15 hari
     Pada umur lima belas hari ini, biasanya kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul bagian telur.

   Pada umur 16 hari
     Embrio pada umur enam belas hari sudah mengambil posisi yang baik didalam kerabang. Sisik, cakar dan paruh sudah mulai mengeras dan bertanduk

Pada umur 17 dan 18 hari
      Pada umur tujuh belas hari, paruh embrio sudah mengarah kekantung udara. Pada umur delapan belas hari, embrio yang sudah tampak jelas seperti ayam akan mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.


Pada umur 19 dan 20 hari
      Pada umur sembilan belas hari, biasanya paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput kerabang dalam. Pada umur dua puluh hari ini kantung kuning telur sudah masuk seluruhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung udara.
Pada hari kedua puluh ini terjadi serangkaian proses penetasan yang dimulai dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban sangat penting agar pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, keadaan pecahnya kerabang semakin besar.
Pada umur 21 hari
     Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu 12 – 18 jam untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah. Agar kering, diperlukan waktu sekitar 6 – 12 jam, bila sudahkering, ayam tersebut dapat dikeluarkan dari dalam ruang mesin penetas.

     Kematian embrio di dalam telur umumnya terjadi dalam periode awal penetasan dan periode akhir penetasan, dengan rincian sebagai berikut :
1. Periode awal penetasan
*        Periode ini mencakup 3 hari pertama sejak telur dierami atau ditetaskan.
*        Pada periode ini diperlukan konsistensi suhu pengeraman, agar sel benih (discus germinalis) bisa berkembang menjadi embrio.
2. Periode akhir penetasan
*        Periode ini mencakup 3 hari terakhir sebelum piyik menetas.
*        Periode ini juga membutuhkan kestabilan suhu pengeraman / penetasan.
Beberapa penyebab utama kematian embrio
1.      Embrio kekurangan nutrisi
Induk burung, terutama burung betina, bisa saja mengalami kekurangan nutrisi pada salah satu atau beberapa jenis nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, vitamin, dan mineral. Tetapi malnutrisi yang paling berpengaruh terhadap penetasan telur justru vitamin dan mineral.

2.       Induk betina sering meninggalkan sarang
Sebelumnya sudah dijelaskan, bahwa periode awal dan periode akhir penetasan / pengeraman telur membutuhkan konsistensi suhu dan pengeraman. Apabila menggunakan mesin tetas, apalagi mesin tetas otomatis, hal ini mungkin tak menjadi masalah. Tetapi pada penetasan alami, atau telur dierami induknya, ada beberapa problem yang kerap terjadi, sehingga telur tidak mendapat suhu yang stabil pada kedua periode kritis tersebut. Problem yang sering muncul adalah induk betina sering meninggalkan telur, sehingga kemungkinan menetas makin kecil.

3.      Induk betina terganggu induk jantan
Meski frekuensinya tidak terlalu sering, kasus ini beberapa kali dialami sebagian penangkar, terutama penangkar kacer, murai batu, trucukan, dan beberapa jenis burung lainnya. Dalam hal ini, induk betina yang sedang mengerami telurnya, justru dirayu-rayu pasangannya untuk diajak kawin. Kasus ini biasanya disebabkan induk jantan mengalami over birahi (OB). Penyebabnya adalah porsi extra fooding (EF) terlalu berlebihan. Induk betina yang terus diganggu menjadi stres, dan akan meninggalkan sarang, membuang telur, atau bahkan memecahkan telur-telur yang sedang dierami.

4.      Kesalahan dalam mengoperasikan mesin tetas
Mesin tetas memang memudahkan penangkar dalam menetaskan telur-telur indukan burung yang ditangkarkan. Selain bisa menampung telur dalam jumlah banyak, semua telur juga bisa menetas dalam waktu bersamaan. Tetapi kesalahan dalam mengoperasikan mesin tetas dapat berakibat fatal, misalnya seluruh telur gagal menetas. Jarang sekali kekeliruan dalam mengoperasikan mesin tetas hanya akan mengakibatkan sebagian telur menetas dan sebagian lagi tidak menetas. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mesin tetas antara lain :
  • Suhu penetasan
  • Kelembaban penetasan
  • Kadar oksigen dalam mesin tetas
  • Frekuensi pemutaran telur
5.      Telur terinfeksi bakteri atau virus
Ada beberapa hal yang membuat telur terinfeksi bakteri atau virus, antara lain:
  • Telur terkontaminasi virus atau bakteri dari tangan orang yang memegangnya.
  • Mesin tetas jarang disucihamakan setelah digunakan. Banyak penangkar yang begitu senang melihat telur-telurnya menetas, tapi lupa membersihkan mesin tetas.
  • Kandang terkontaminasi bakteri atau virus yang dibawa vektor tertentu yang masuk ke dalam kandang. Misalnya semut, nyamuk, kutu, tungau, dan parasit lainnya.
6.      Banyak getaran di lokasi sarang
7.      Embrio mengalami kesulitan di saat terakhir
Beberapa saat sebelum menetas, embrio di dalam telur terkadang mengalami kesulitan dalam mengatur posisinya agar tetap bisa bernafas dan menyerap makanan dari yolk sac (kantung kuning telur). Salah satu penyebabnya adalah ketidakstabilan kelembaban dalam ruang mesin tetas, atau bahkan dalam penetasan alami.

8.      Induk betina mengalami hypercalcaemia
Kalsium merupakan mineral penting untuk pembentukan kerabang telur. Kalau kadar kalsium dalam pakan indukan terlalu rendah, kerabang telur biasanya terlalu tipis dan mudah pecah. Tetapi, kondisi berlebihan juga tidak baik. Kalau induk betina mendapat asupan pakan dengan kadar kalsium terlalu tinggi, dan hal ini berlangsung lama, potensi mengalami hypercalcaemia sangat besarHypercalacemia adalah kondisi di mana kadar kalsium dalam tubuh sangat tinggi. Gejala yang muncul adalah telur-telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang sangat keras. Dampaknya, menjelang menetas, embrio tidak mampu memecah kerabang telur yang terlalu keras tersebut. Jika tidak dibantu dengan tangan manusia, embrio pasti akan mati sebelum menetas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar