Cara Mengukur Panjang Foetus
Kebuntingan berarti keadaan dimana anak sedang berkembang di dalam uterus seekor hewan betina. Suatu interval waktu, yang disebut periode kebuntingan (gestasi), dimulai dari saat pembuahan (fertilisasi) ovum, sampai lahirnya anak. Hal ini mencakup fertilisasi, atau persatuan antara ovum dan sperma; nidasi atau implantasi, atau perkembangan membran fetus; dan berlanjut ke pertumbuhan fetus (Frandson, 1992).
Menurut Roberts (1956) yang dimaksud periode ovum adalah periode yang dimulai dari fertilisasi sampai implantasi, sedang periode embrio dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya pembentukan alat-alat tubuh bagian dalam. Periode ini disambung oleh periode fetus. Jadi periode fetus adalah periode yang terakhir; dimulai dari terbentuknya alat-alat tubuh bagian dalam, terbentuknya ekstremitas, sampai lahir. Menurut Hafez (1974), pembagian ini agak sedikit berlainan. Yang dimaksud periode ovum adalah ovum yang diovulasikan sampai terjadinya fertilisasi. Dari sejak fertilisasi, implantasi sampai terbentuknya alat-alat tubuh bagian dalam disebut periode embrio; selanjutnya periode fetus. Seluruh penghidupan makhluk baru dalam uterus disebut periode embrio (Partodihardjo, 1982).
Faktor-faktor foetal adalah suatu hubungan terbalik antara lama kebuntingan dan besar “litter” banyak dilaporkan pada beberapa spesies kecuali pada babi. Fetus yang banyak pada jenis hewan monotokus juga mempunyai masa kebuntingan yang lebih singkat. Anak sapi kembar berada dalam kandungan 3-6 hari kurang dari anak sapi tunggal. Faktor lingkungan, perpanjangan masa kebuntingan pada kuda sesudah perkawinan di musim dingin dinyatakan disebabkan oleh penundaan implantasi. Akan tetapi, perbedaan musim tidak mempengaruhi masa kebuntingan pada sapi perah.
Ada dua cara untuk mengukur panjang foetus
1. CURved Crown-Rump (CC-R)
2. Straight Crown-Rump (SC-R)
Curved Crown-Rump Methode
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur panjang saluran tubuh foetus di mulai dari pangkal ekor membentuk garis curva sampai "fore head" .Cara ini tidak lazim di pakai.
Hasil Pengamatan
Gambar. Foetus sapi
Straight Crown-Rump Methode
Pengukuran di lakukan dengan cara mengukur panjang tubuh foetus mulai dari pangkal ekor membentuk garis lurus sampai "Forehead" . Cara inilah yang sering di gunakan.
Hasil Pengamatan
Ganbar. Foetus Kambing
Faktor-faktor foetal adalah suatu hubungan terbalik antara lama kebuntingan dan besar “litter” banyak dilaporkan pada beberapa spesies kecuali pada babi. Fetus yang banyak pada jenis hewan monotokus juga mempunyai masa kebuntingan yang lebih singkat. Anak sapi kembar berada dalam kandungan 3-6 hari kurang dari anak sapi tunggal. Faktor lingkungan, perpanjangan masa kebuntingan pada kuda sesudah perkawinan di musim dingin dinyatakan disebabkan oleh penundaan implantasi. Akan tetapi, perbedaan musim tidak mempengaruhi masa kebuntingan pada sapi perah.
Kelenjar hormon yang terlibat dalam fase kebuntingan: corpus luteum, plasenta, folikel, hipotalamus dan hipofisa. Kelenjar endokrin yang lain, misalnya thyroid, adrenal dan sebagainya merupakan kelenjar endokrin yang menunjang ke lima kelenjar endokrin yang disebutkan terlebih dahulu. Dari ke lima kelenjar endokrin yang disebut ini, kelenjar hipotalamus dan kelenjar hipofisa merupakan kelenjar pengatur, sedang yang memegang peran utama adalah korpus luteum sebagai penghasil progesteron, plasenta sebagai penghasil progesteron dan estrogen dan folikel sebagai penghasil estrogen. Peranan folikel sebagai penghasil estrogen pada waktu hewan betina dalam keadaan bunting hanya jelas pada kuda, sedangkan pada spesies lain folikel tidak tumbuh atau hanya sekali-kali dijumpai pada sapi (Partodihardjo, 1982).
Plasenta adalah suatu tenunan yang tumbuh dari embrio dan induknya,dan terjadi saat proses pertumbuhaan embrio yang diperlukan untuk menyalurkan zat makanan dari induk kepada anak,sisa makanan akan dikeluarkan ke induk. Amnion adalah selaput yang menylubungi fetus bagian paling dalam, chorion adalah selaput yang menyelubungi fetus bagian paling luar, alllantois adalah selaput antaraamnion dan chorion. Amnion berfungsi sebagai pelindung embrio/fetus menjadi kering, mencegah perlekatan embrio atau foetus terhadap selaput lain, dan sarana pengangkut zat makanan dan oksigen ke foetus. Alantois berfungsi sebagai kantung air kencing ekstra emrional dan sarana penampung sisa hasil metabolisme. Bentuk plasenta induk adalah endometrium uterus yang dikenal dengan Korunkula, dan bagian plasenta foetus adalah chorioallantois dikenal dengan kotiledon. (Sumaryadi, 2003)
Fetus tumbuh di bagian uterus. Nalbandov (1975), menyatakan bahwa uterus biasanya memiliki dua buah tanduk dan sebuah tubuh. Seluruh organ tersebut melekat pada dinding pinggul dan dinding perut dengan perantaraan ligamen uterus yang lebar (ligamentum lata uteri). Melalui ligamen inilah uterus menerima suplai darah dan saraf. Lapisan luar ligamentum lata uteri membentuk ligamen uterus yang melingkar (ligamentum teres uteri). Menurut Frandson tahun 1992, uterus ternak yang tergolong mamalia terdiri dari corpus (badan), serviks (leher), dan dua tanduk atau kornua. Proporsi relatif dari tiap-tiap bagian itu bervariasi tergantung spesies, seperti juga halnya bentuk maupun susunan tanduk-tanduk tersebut. Corpus (badan) uterus ukurannya paling besar daripada kuda, lebih kecil pada domba dan sapi, dan pada babi serta anjing, kecil saja. secara superfisial, pada uterus sapi tampak relatif lebih besar dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya, karena bagian kaudal dan tanduk tergabung dengan ligamen interkornual. (Toelihere, 1981)
Hereditas. Ukuran foetus secara genetic ditentukan oleh komplemen gene-nya sendiri, komplemen gene induk dan kompetisi intrauterine dengan foetus lain. Kontribusi genetic maternal dalam variabilitas ukuran foetus jauh lebih besar daripada kontribusi paternal ; pada kenyataannya, telah diperkirakan bahwa 50-75 % variabilitas dalam berat lahir ditentukan oleh factor-faktor maternal.
Fase foetus ditentukan mulai dari terbentuknya organogenesis dan terbentuknya anggota gerak (ekstremitas) sampai foetus lahir. Tingkat perkembangan foetus saat ini telah dapat mengekstraksi zat-zat makanan dari sistem sirkulasi induk dengan perantara plasenta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar