PENGAMATAN PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM
Perkembangan
embrio ayam terjadi diluar tubuh induknya. Selama perkembangan embrio
memperoleh makanan dan pelindungan dari telur berupa kuning telur berupa kuning
telur, itulah sebabnya telur unggas relatif besar. Dalam perkembangannya embrio
dibantu kuning telur, albumin, amnion, dan alantois.
Albumin
·
Sebagai sumber energi
·
Sebagai sumber air
Kuning telur (yolk)
· Sebagai
sumberenergi
Amnion
· Menjaga
embrio dari guncangan
· Membuat
embrio bergerak bebas
· Sebagai
bantal
Alantois
· Sebagai
pembawa o2 ke embrio
· Menyerap
zat asam dari embrio
· Mengambil
sisa sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois
PADA UMUR 1 HARI
Bentuk embrio pada hari pertama belum
terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan
bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya terang. Bagian tengah
merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan Zygot blastoderm
PADA UMUR 2 HARI
Bentuk embrio pada hari kedua
sudah terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat Primitive streake, suatu bentuk memanjang
dari pusat blastoderm yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada embrio
terdapat garis garis berwarna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem
sirkulasi darah.
PADA UMUR 3 HARI
Pada
hari ketiga ini jantung sudah mulain terbentuk dan berdenyut, serta bentuk
embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat mikroskop dapat dilihat gelembung
benih, kantong amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung gelembung
benih tersebut nantinya akan menjadi otak.
Pada umur 4 hari
Dihari ini
mata sudah mulai kelihatan. Mat tersebut sudah tampak seperti bintik gelap yang
terletak disebelah jantung. Selain itu jantung juga sudah membesar,dengan
menggunakan mikroskop dapat dilihat otaknya yang terdiri dari 3 bagian yaitu
otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Pada umur 5 hari
Pada hari kelima ini embrio sudah mulai
tampak lebih jelas. Kuncup kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk, ekor dan
kepala embrio sudah mulai berdekatan sehingga tampak seperti huruf C. Dengan
menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa telah terjadi perkembangan reproduksi
dan sudah terbentuk jenis kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah
kelihatan.
Pada umur 6 hari
Pada hari
keenam mata sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat pula bahwa
rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah mulai membesar.
Pada umur 7 hari
Pada umur 7 hari paruhnya sudah tampak
seperti bintik gelap pada dasar mata. Dengan menggunakan mikroskop dapat
dilihat bagian tubuh lainnya sudah mulai terbentuk, yaitu otak dan leher.
Pada umur 8 dan 9 hari
Pada hari kedelapan mata embrio
sudah jelas terlihat. Lalu di hari kesembilan lipatan dan pembuluh darahnya
sudah bertambah serta jari kakinya mulai terbentuk.
Pada umur 10 hari
Umur sepuluh hari ini biasanya
paruhnya sudah mulai keras. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat folikel
bulu embrio yang mulai terbentuk.
Pada umur 11 hari
Embrio pada hari kesebelas sudah tampak seperti ayam. embrio ini menjadi
semakin besar sehingga yolk akan menyusut dan paruhnya sudah mulai terlihat
jelas.
Pada umur 12 hari
Embrio umur dua belas hari sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk
sehingga yolk semakin kecil. Mata sebelah kanan mulai membuka sedikit,
sedangkan telinganya sudah terbentuk dan sudah tampak permulaan pertumbuhan
bulu bagian bawah.
Pada Umur 13 hari
Pada hari ketiga belas, sisik dan cakar sudah mulai tampak jelas.
Pada umur 14 hari
Perkembahan embrio pada hari keempat belas ini, punggung telah tampak
meringkuk atau melengkung. Sementara bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya.
Pada umur 15 hari
Pada umur lima belas hari ini, biasanya kepala embrio sudah mengarah
kebagian tumpul bagian telur.
Pada umur 16 hari
Embrio pada
umur enam belas hari sudah mengambil posisi yang baik didalam kerabang. Sisik,
cakar dan paruh sudah mulai mengeras dan bertanduk
Pada umur 17 dan 18 hari
Pada umur tujuh belas
hari, paruh embrio sudah mengarah kekantung udara. Pada umur delapan belas
hari, embrio yang sudah tampak jelas seperti ayam akan mempersiapkan diri akan
menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.
Pada umur 19 dan 20 hari
Pada umur
sembilan belas hari, biasanya paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput
kerabang dalam. Pada umur dua puluh hari ini kantung kuning telur sudah masuk
seluruhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir menempati seluruh
rongga di dalam telur, kecuali kantung udara.
Pada hari kedua puluh ini terjadi
serangkaian proses penetasan yang dimulai dengan kerabang mulai terbuka. Untuk
membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin
lama, kerabang akan semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada
saat ini kelembaban sangat penting agar pengeringan selaput kerabang dan
penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya
dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, keadaan pecahnya
kerabang semakin besar.
Pada umur 21 hari
Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum
seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu 12 – 18 jam
untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah.
Agar kering, diperlukan waktu sekitar 6 – 12 jam, bila sudahkering, ayam
tersebut dapat dikeluarkan dari dalam ruang mesin penetas.
Kematian embrio di dalam telur umumnya terjadi dalam periode awal
penetasan dan periode akhir penetasan, dengan rincian sebagai berikut :
1. Periode awal penetasan
Periode ini
mencakup 3 hari pertama sejak telur dierami atau ditetaskan.
Pada periode
ini diperlukan konsistensi suhu pengeraman, agar sel benih (discus
germinalis) bisa berkembang menjadi embrio.
2. Periode akhir penetasan
Periode ini
mencakup 3 hari terakhir sebelum piyik menetas.
Periode ini
juga membutuhkan kestabilan suhu pengeraman / penetasan.
Beberapa penyebab
utama kematian embrio
1.
Embrio kekurangan
nutrisi
Induk
burung, terutama burung betina, bisa saja mengalami kekurangan nutrisi pada
salah satu atau beberapa jenis nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak,
serat kasar, vitamin, dan mineral. Tetapi malnutrisi yang paling berpengaruh
terhadap penetasan telur justru vitamin dan mineral.
2. Induk betina sering
meninggalkan sarang
Sebelumnya
sudah dijelaskan, bahwa periode awal dan periode akhir penetasan / pengeraman telur
membutuhkan konsistensi suhu dan pengeraman. Apabila menggunakan mesin tetas,
apalagi mesin tetas otomatis, hal ini mungkin tak menjadi masalah. Tetapi pada
penetasan alami, atau telur dierami induknya, ada beberapa problem yang kerap
terjadi, sehingga telur tidak mendapat suhu yang stabil pada kedua periode
kritis tersebut. Problem yang sering muncul adalah induk betina sering
meninggalkan telur, sehingga kemungkinan menetas makin kecil.
3. Induk betina terganggu
induk jantan
Meski
frekuensinya tidak terlalu sering, kasus ini beberapa kali dialami sebagian
penangkar, terutama penangkar kacer, murai batu, trucukan, dan beberapa jenis
burung lainnya. Dalam hal ini, induk betina yang sedang mengerami telurnya,
justru dirayu-rayu pasangannya untuk diajak kawin. Kasus ini biasanya
disebabkan induk jantan mengalami over birahi (OB). Penyebabnya adalah porsi extra fooding (EF)
terlalu berlebihan. Induk betina yang terus diganggu menjadi stres, dan akan
meninggalkan sarang, membuang telur, atau bahkan memecahkan telur-telur yang
sedang dierami.
4. Kesalahan dalam
mengoperasikan mesin tetas
Mesin tetas
memang memudahkan penangkar dalam menetaskan telur-telur indukan burung yang
ditangkarkan. Selain bisa menampung telur dalam jumlah banyak, semua telur juga
bisa menetas dalam waktu bersamaan. Tetapi kesalahan dalam mengoperasikan mesin
tetas dapat berakibat fatal, misalnya seluruh telur gagal menetas. Jarang
sekali kekeliruan dalam mengoperasikan mesin tetas hanya akan mengakibatkan
sebagian telur menetas dan sebagian lagi tidak menetas. Hal terpenting yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan mesin tetas antara lain :
- Suhu penetasan
- Kelembaban penetasan
- Kadar oksigen dalam mesin tetas
- Frekuensi pemutaran telur
5. Telur terinfeksi
bakteri atau virus
Ada beberapa hal yang membuat telur
terinfeksi bakteri atau virus, antara lain:
- Telur terkontaminasi virus atau bakteri dari tangan orang yang memegangnya.
- Mesin tetas jarang disucihamakan setelah digunakan. Banyak penangkar yang begitu senang melihat telur-telurnya menetas, tapi lupa membersihkan mesin tetas.
- Kandang terkontaminasi bakteri atau virus yang dibawa vektor tertentu yang masuk ke dalam kandang. Misalnya semut, nyamuk, kutu, tungau, dan parasit lainnya.
6. Banyak getaran di
lokasi sarang
7.
Embrio mengalami kesulitan di saat terakhir
Beberapa saat
sebelum menetas, embrio di dalam telur terkadang mengalami kesulitan dalam
mengatur posisinya agar tetap bisa bernafas dan menyerap makanan dari yolk sac
(kantung kuning telur). Salah satu penyebabnya adalah ketidakstabilan
kelembaban dalam ruang mesin tetas, atau bahkan dalam penetasan alami.
8.
Induk betina mengalami hypercalcaemia
Kalsium
merupakan mineral penting untuk pembentukan kerabang telur. Kalau kadar kalsium
dalam pakan indukan terlalu rendah, kerabang telur biasanya terlalu tipis dan
mudah pecah. Tetapi, kondisi berlebihan juga tidak baik. Kalau induk betina
mendapat asupan pakan dengan kadar kalsium terlalu tinggi, dan hal ini
berlangsung lama, potensi mengalami hypercalcaemia sangat besarHypercalacemia
adalah kondisi di mana kadar kalsium dalam tubuh sangat tinggi. Gejala yang
muncul adalah telur-telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang sangat keras.
Dampaknya, menjelang menetas, embrio tidak mampu memecah kerabang telur yang
terlalu keras tersebut. Jika tidak dibantu dengan tangan manusia, embrio pasti
akan mati sebelum menetas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar